Orang Bahá’i mengabdi kepada umat manusia dan juga berdoa bagi kebaikan diri dan sesama manusia. Kita mengetahui bahwa Tuhan menciptakan kita. Dia mengetahui apa yang kita inginkan dan butuhkan. Kalau demikian, mengapa kita harus berdoa lagi? Tuhan tidak memerlukan doa-doa kita, namun perkembangan roh kita tergantung pada doa, karena doa merupakan makanan rohani.

Pada saat kita berdoa, kita sedang bercakap-cakap dengan Tuhan.

“Dalam doa yang paling tinggi, orang-orang berdoa hanya demi cinta kepada Tuhan, bukan karena takut pada-Nya atau takut pada neraka atau karena mereka mengharapkan kurnia atau surga… Ketika seseorang jatuh cinta pada orang lain, maka mustahil baginya untuk tidak menyebut nama kekasihnya. Alangkah lebih sulit lagi untuk tidak menyebut Nama Tuhan bila seseorang telah mencintai-Nya… Orang yang rohaniah tidak mendapatkan kesenangan dari apapun kecuali dari mengingat Tuhan…” (Abdul-Bahá)

Salah satu kegiatan kerohanian utama masyarakat Bahá’i adalah doa bersama yang dilakukan bersama dengan masyarakat dari berbagai latar belakang keyakinan (dimana doa dari berbagai agama dilantunkan dalam pertemuan tersebut). Kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi kerinduan setiap kalbu untuk berhubungan dengan pencipta-Nya, dan bersatu dengan orang-orang lain dalam doa, membangun kepekaan rohani dan menghadapkan hati mereka pada Sang Pencipta.