Rumah ibadah Bahá’í mencerminkan tujuan dasar agama Bahá’í yang mendorong kesatuan umat manusia dan mencerminkan keyakinan akan keesaan Tuhan . Rumah Ibadah ini dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai “tempat terbit pujian kepada Tuhan”. Rumah ibadah Bahá’í merupakan sumbangan masyarakat Bahá’í bagi seluruh umat manusia termasuk semua pemeluk agama yang berbeda-beda.
“Semoga umat manusia dapat menemukan satu tempat untuk berkumpul dan semoga proklamasi kesatuan umat manusia memancar dari istana suci-Nya yang terbuka…” (Abdu’l-Bahá)
Rumah ibadah tersebut merupakan tempat untuk berdoa dan bermeditasi bagi individu dan masyarakat, tidak dibatasi hanya untuk umat Bahá’í saja. Bahá’u’lláh mengajarkan bahwa doa dan sembahyang merupakan percakapan antara manusia dan penciptanya yang bersifat rohani dan tidak harus dilaksanakan di rumah ibadah khusus. Saat ini, rumah ibadah Bahá’í sudah ada di setiap benua di dunia, yang berlokasi di:
Santiago, Chili. Dibuka pada tahun 2016.
New Delhi, India. Dibuka pada tahun 1986.
Apia, Samoa. Dibuka pada tahun 1984.
Panama City, Panama. Dibuka pada tahun 1972.
Frankfurt, Jerman. Dibuka pada tahun 1964.
Sydney, Australia. Dibuka pada tahun 1961.
Kampala, Uganda. Dibuka pada tahun 1961
Wilmette, Illinois, Amerika Serikat. Dibuka pada tahun 1953.
Selain di tingkat benua, rencananya rumah ibadah di tingkat nasional akan segera dibangun di Republik Kongo dan Papua New Guinea. Rumah ibadah di tingkat lokal juga akan dibangun di Bihar Sharif, India; Matunda Soy, Kenya; Norte del Cauca, Kolombia; and Tanna, Vanuatu. Sedangkan, rumah ibadah lokal di Battambang, Kamboja telah resmi di buka pada tahun 2017. Rumah Ibadah Bahá’í dibangun dengan dana yang hanya berasal dari sumbangan orang-orang Bahá’í dari seluruh dunia.
Rumah ibadah Bahá’í bebas untuk memiliki rancangannya sendiri, namun semua harus mengikuti pola arsitektur yang bertemakan ketunggalan, yakni harus mempunyai sembilan sisi dan sebuah kubah di tengahnya. Para pengunjung dapat memasuki rumah ibadah dari sisi mana saja, namun mereka disatukan di bawah satu kubah. Acara ibadah terdiri dari pembacaan Tulisan Suci Bahá’í dan Tulisan Suci dari berbagai agama, dan tidak ada khotbah, ritual, atau pemimpin doa. Tiap tahun, jutaan orang dari berbagai agama di dunia mengunjungi rumah-rumah ibadah Bahá’í untuk berdoa dan bermeditasi.
Bahá’u’lláh bersabda bahwa rumah ibadah Bahá’í nanti akan berfungsi sebagai titik pusat kehidupan rohani masyarakat. Di sekelilingnya akan terdapat lembaga-lembaga yang antara lain bergerak dalam bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, sosial-kemanusiaan lainnya seperti rumah sakit dan rumah jompo, dan administrasi masyarakat Bahá’í. Sehingga dengan demikian, rumah ibadah Bahá’í akan mewujudkan konsep perpaduan “ibadah dan pengabdian” sesuai dengan ajaran Bahá’u’lláh.