Dalam pengabdian yang tidak mementingkan diri sendiri kepada masyarakat berarti memungkinkan adanya pertumbuhan perorangan maupun peningkatan kapasitas untuk menyumbang pada kemajuan masyarakat. ‘Abdu’l-Bahá menekankan, “Mengabdi kepada umat manusia berarti mengabdi kepada Tuhan,”. Mereka yang telah bangkit untuk mengabdi, Beliau telah meminta : “Biarlah cinta dan cahaya dari Kerajaan memancar melalui kalian hingga semua yang memandang kearah kalian akan diterangi oleh pancarannya.” Dengan mengarahkan bakat dan kesanggupan mereka untuk mempertinggi derajat masyarakat, mereka ‘menjadi penyebab ketentraman dunia ciptaan.”

Diantara kaum muda di dunia adalah mereka yang menyadari visi Bahá’u’lláh tentang kemakmuran dunia secara spiritual dan material. Keterlibatan dalam program-program institut pelatihan memungkinkan mereka untuk melihat diri mereka sendiri sedang berjalan di jalan pengabdian. Disepanjang jalan ini, mereka meningkatkan kapasitas mereka untuk menerapkan ajaran-ajaran Bahá’u’lláh dalam kehidupan masyarakat. Mereka memahami, seperti Sang ‘Abdu’l-Bahá janjikan, bahwa tidak ada perbuatan di dunia ini yang “lebih mulia selain mengabdi pada kebaikan bersama;” bahwa “kebajikan tertinggi” adalah untuk “bangkit dan secara giat mencurahkan dirinya pada pengabdian kepada orang banyak.”

Kehidupan manusia memiliki musim semi yang dianugerahi dengan kemuliaan yang mengagumkan periode muda-mudi ditandai dengan kekuatan dan tenaga yang merupakan masa yang terpilih dalam kehidupan manusia. Mereka mempunyai banyak kekuatan yang menakjubkan, dan menyalurkannya secara tepat merupakan sebuah hal penting, karena bila salah arah atau dimanipulasi oleh yang lainnya, mereka dapat menyebabkan banyak masalah sosial.