Mempertahankan kesatuan merupakan prinsip fundamental dari ajaran-ajaran-Nya, Bahá’u’lláh mendirikan perlindungan yang diperlukan bagi agama-Nya agar tidak terbagi menjadi sekte-sekte ketika pendirinya wafat. Dalam tulisan-Nya, Beliau tidak hanya meminta kepada putra-Nya yang tertua yaitu ‘Abdu’l Bahá sebagai penafsir sah dari Tulisan-Tulisan Bahá’i namun juga menjadi teladan yang sempurna bagi semangat dan ajaran-ajaran Agama-Nya.
Setelah wafatnya Bahá’u’lláh, karakter ‘Abdu’l Bahá yang luar biasa, pengetahuan-Nya dan juga pengabdian tanpa pamrihnya-Nya kepada umat manusia, menyajikan suatu contoh tindakan nyata dari Ajaran-ajaran Bahá’u’lláh dan ini membawa kekuatan yang luar biasa bagi agama-Nya yang secara cepat menyebar ke seluruh dunia.
Kepemimpinan ‘Abdu’l Bahá didedikasikan untuk memajukan Agama Ayah-Nya serta cita-cita untuk perdamaian dan persatuan. Mendorong dan membangun lembaga-lembaga Bahá’i ditingkat lokal, dan membimbing inisiatif di bidang pendidikan, sosial dan ekonomi. Setelah Beliau dibebaskan dari pemenjaraan selama lebih dari 40 tahun, ‘Abdu’l Bahá mengadakan serangkaian perjalanan yang membawa Beliau ke Mesir, Eropa dan Amerika Utara. Dalam setiap saat dari hidup-Nya, menyajikan dengan kesederhanaan yang sempurna baik kepada golongan yang tinggi maupun orang awam, pesan Bahá’u’lláh bagi pembaharuan rohani dan sosial umat manusia.